Raya Kalirungkut, Surabaya - 60293, Indonesia

  • GRATIS!

“Jangan pernah kehilangan harapan. Sekalipun hidup terasa suram dan tiada harapan, ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian.”

Nancy Reagan

Jenis-jenis Perundungan dan Kekerasan Seksual

 
Perundungan Online/Cyberbullying

Perundungan yang bersifat agresif menggunakan media elektronik dengan tujuan menindas seseorang secara berulang. Contoh:

  • Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau mengunggah foto memalukan tentang seseorang di media sosial.
  • Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting, menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media sosial seperti “kamu kok gemuk banget” “mukanya kayak tante-tante ya” atau memposting sesuatu yang memalukan/menyakitkan.
  • Mengucilkan, mengecualikan anak-anak dari game online, aktivitas, atau grup pertemanan.

Perundungan Fisik/Physical Bullying

Bentuk tindakan kekerasan yang dapat dilihat secara langsung antara pelaku dan korbannya. Bentuk dari perundungan fisik antara lain seperti memukul, menginjak kaki, menjambak, menendang, dan lain-lain secara berulang.

Perundungan Sosial/Social Bullying

Perbuatan yang bersifat menindas, mengintimidasi, dan/atau menyakiti yang dapat merusak hubungan atau reputasi seseorang secara berulang. Contoh: menyandung dan menertawakan seseorang yang jatuh, mencemooh dan mengucilkan seseorang yang tidak bersalah.

Perundungan Verbal/Verbal Bullying

Perbuatan yang dilakukan dengan menuliskan atau mengucapkan kata-kata atau kalimat yang tidak mengenakkan kepada seseorang secara berulang. Contoh:

  • “Main sendiri saja kamu, kamu kan miskin!”
  • Memanggil teman dengan menggunakan nama orang tua secara kasar.

Kekerasan Seksual/Sexual Violence di lingkungan kampus

Perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan pendidikan tinggi dengan aman dan optimal.
Contoh kekerasan seksual (ketika dilakukan tanpa persetujuan korban): ujaran yang melecehkan tubuh, tatapan seksual, menunjukkan alat kelamin, catcalling, mengirimkan pesan/gambar/video bernuansa seksual, mengintip aktivitas privat, memberikan hukuman bernuansa seksual, memegang bagian tubuh, memaksa membuka pakaian, membujuk atau mengancam agar melakukan kegiatan seksual/perkosaan, pemaksaan aborsi, dan pemaksaan kehamilan.

Mengapa kasus perundungan dan kekerasan seksual jarang dilaporkan?

01

Merasa takut akan pembalasan

02

Merasa malu karena tidak bisa membela diri

03

Takut membuat khawatir orang tua

04

Dianggap menjadi pengadu

Dampak Perundungan dan Kekerasan Seksual

  • Dampak bagi kesehatan

    Rentan sakit, sulit tidur, sakit kepala, dan gangguan pencernaan.

  • Dampak psikologis

    Depresi, perasaan tidak berharga, cemas, takut, dan emosi yang tidak stabil.

  • Sikap ekstrem

    Menutup diri dari lingkungan, menyakiti diri sendiri atau orang lain, dan bunuh diri.

Apa kata penyintas/survivors?

Rina (samaran) yang bodoh, jelek, dan kumal. Dari SD hingga kuliah, kata-kata perundungan itu terus dilemparkan kepadaku. Kadang, orang tidak sadar bahwa perkataan tersebut dapat menyakiti seseorang walaupun maksudnya hanya bercanda. Hal ini membuat aku menjadi anak yang sangat tertutup dan tidak percaya diri. Untungnya, aku punya teman-teman dekat yang menghormati dan menyayangiku apa adanya, teman-teman tempat aku bisa berkeluh kesah. Dengan dorongan dari teman-temanku dan psikolog, aku belajar untuk lebih mencintai diri sendiri; menerima kekurangan diri dan lebih banyak bersyukur.
Rina (samaran, mahasiswa di sebuah kampus di Indonesia)
Kejadian sexual harassment yang saya terima membuat saya merasa hampa dan kosong. Ingatan yang terus menghantui saya ini membuat saya akhirnya sadar bahwa saya butuh bantuan, baik dari segi psikologi maupun hukum. Akhirnya saya mencoba pergi konseling, di mana konselor di sini membimbing saya dengan penuh kesabaran hingga akhirnya saya dapat berdamai dengan masa lalu saya.
Ayu (samaran, mahasiswa di sebuah kampus di Indonesia)
Saya seringkali merasa tersakiti saat di-bully oleh teman-temanku saat di kampus. Terkadang aku berusaha untuk melawan namun tampaknya usahaku itu tidak berdampak karena pelaku terus-menerus melakukan hal yang sama. Pada suatu hari, saat mau keluar kelas aku di-bully dengan ditahan di depan pintu kelas oleh teman-temanku. Saat aku berusaha untuk melewatinya, tas yang kubawa malah ditarik. Saat aku membalas dengan memukul, aku malah langsung dilempar dengan menggunakan tong sampah. Namun untungnya terkadang teman-temanku yang lain menolongku saat aku di-bully.
Farhan (samaran, mahasiswa di sebuah kampus di Indonesia)

Jl. Raya Kalirungkut 
Surabaya - 60293, Indonesia

wecare@unit.ubaya.ac.id

All Rights Reserved © Universitas Surabaya (UBAYA), 2021

Developed by Direktorat Sistem Informasi Manajemen